CALIFORNIA - Struktur yang menyerupai bentuk tornado raksasa ditemukan di atmosfer luar matahari yang disebut Corona. Temuan itu mengungkap petunjuk yang menjelaskan mengenai mekanisme untuk mengalihkan energi dalam matahari.
Dilansir Environmentalresearchweb, Rabu (11/7/2012), struktur berbentuk tornado besar yang memiliki diameter melebihi lebar wilayah Amerika Serikat itu, diharapkan mampu menjelaskan misteri lama tentang mengapa Corona matahari secara drastis lebih panas ketimbang permukaannya.
Corona merupakan daerah gas yang terionisasi, memanjang jutaan kilometer dari permukaan matahari ke luar angkasa. Fisikawan mengungkapkan bahwa suhu yang dimiliki Corona mencapai beberapa juta Kelvin, sementara permukaan solar memiliki suhu relatif lebih rendah, yakni 6000 Kelvin.
Fenomena yang mengejutkan para peneliti ini menantang astrofisikawan, yang belum secara langsung mengamati bagaimana Corona ini memiliki panas yang tinggi. Peluang baru untuk mengamati matahari dan proses yang terjadi dalam transfer energi antara lapisan surya, sedang diusung oleh Solar Dynamics Observatory (SDO) dari NASA.
Data dari salah satu instrumen ilmiah SDO yang disebut Atmospheric Imaging Assembly (AIA), telah dianalisis dalam pekerjaan terbaru oleh kelompok peneliti di Oslo University di Norwegia, yang dipimpin oleh astrofisikawan Sven Wedemeyer-Bohm.
Kelompok Wedemeyer-Bohm telah menemukan dalam bukti data AIA mengenai gumpalan gas di Corona yang menyerupai tornado. Tornado itu memiliki diameter 1500 sampai 5500 kilometer dan beberapa memiliki bentuk menyerupai cincin, dan sebagian lainnya memiliki cabang spiral.
Setiap tornado diidentifikasi yang berlangsung selama beberapa menit sebagai gas Corona dengan temperatur sekira satu juta kelvin. Selain itu, Tornado berputar dengan kecepatan lebih dari 10.000
sumber